Setiap tahun, Indonesia selalu impor bahan migas dari luar negeri, menurut laporan Badan Pusat Statistik ( BPS ) nilai impor migas Indonesia mencapai US$19,46 miliar atau Rp291,96 triliun (dengan kurs Rp15 ribu per dolar Amerika Serikat/AS) pada semester I 2022.
Menurut BPS negara asal utama minyak impor di Indonesia adalah Malaysia, Singapura, Amerika Serikat, Arab Saudi, China, Nigeria, Uni Emirat Arab, Australia, Korea Selatan, dan Qatar.
Mungkin anda bertanya, Indonesia menempati urutan ke 24 penghasil migas terbesar di dunia, kenapa masih impor dari Negara lain? Jawabannya adalah konsumsi minyak dan gas (migas) di dalam negeri dari waktu ke waktu terus meningkat. Sementara peningkatan ini tidak diimbangi dengan hasil produksi migas di Indonesia, sehingga Indonesia yang dulu dikenal sebagai negeri kaya minyak kini harus rutin mengimpor dari luar negeri.
Untuk lebih tahu detailnya, berikut ini 4 alasan Indonesia masih impor migas.
4 Alasan Indonesia Impor Migas
Banyak perusahaan pengeboran minyak menjual minyak mentahnya ke luar negeri khususnya Singapura, alasannya karena kilang di Indonesia tak mampu menampung seluruh produksi minyak mentah Tanah Air.
Populasi Indonesia yang mencapai 260 juta dengan konsumsi BBM 1,4 juta barel per hari membuat konsumsi BBM cenderung banyak daripada Negara –negara lain. Sedangkan kapasitas kilang minyak di Indonesia hanya mencapai 1,1 juta barel perhari, sehingga impor migas menjadi solusi untuk memenuhi konsumsi BBM di Indonesia.
Peningkatan konsumsi migas di Indonesia tidak dapat dipenuhi dari hasil produksi migas dalam negeri, karena sumber terbatas. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan migas, Indonesia harus impor.
Kondisi kilang minyak yang sudah uzur ini tentunya membuat pengolahan minyak tidak efisien. Dari 6 kilang minyak yang ada d Indonesia, ada yang sudah berumur 100 tahun yang paling muda dibangun pada tahun 1990. Kondisi ini membuat kilang terkadang mati mendadak yang membuat kilang mengalami mati produksi yang tidak direncanakan atau unplanned shutdown yang menghambat produksi BBM.
Dari 4 alasan tersebut, itulah kenapa Indonesia masih harus impor migas dari Negara lain. Dari pelaporan BPS pada bulan Oktober 2022 ini impor migas mencapai US$3,36 milyar naik 77,7% disbanding tahun lalu.